Ramadhan merupakan bulan kesembilan pada kalender Hijriah. Bulan ini termasuk kedalam 5 bulan istiewa dalam Islam. kelima bulan istimewa tersebut antara lain, Dzulqodah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab, dan yang kelima adalah bulan Ramadhan.
Dalam islam keempat bulan istimewa, yaitu bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab disebut sebagai bulan Haram. Kata Haram tersebut bukan memiliki konotasi yang negatif, akan tetapi kata haram yang dimaksud memiliki makna yang merujuk pada masjid paling mulia bagi umat Islam yaitu Masjidil Haram. Nabi Muhammad SAW bersabdah:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)
Keempat bulan tersebut disebut sebagai bulan mulia sebab pada bula tersebut Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya dan melipat gandakan amal perbuatan dari hamba Nya. Sedangngkan bulan Ramadhan disebut sebagai bulan mulia sebab memiliki keistimewaan-keistemawaan sebagai berikut:
1. Bulan Al-Quran
Ramadhan disebut juga sebagai bulan Al-Quran. pasalnya pada bulan Ramadhan Al-quran pertama kali diturunkan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 185:
شهر رمضان الذى انزل فيه القرأن هدى للناس وبينت من الهدى والفرقان
Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). [QS. Al-Baqarah ayat 185]
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama, yaitu Surat Al-Alaq 1-5 di Gua Hira. Peristiwa tersebut terjadi bertepatan pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-40 dari kelahiran rasulullah. Imam Thabrani menjelaskan dengan sanad dari Hasan bin Ali:
كانت ليلة الفرقان يوم التقى الجمعان لسبع عشرة من شهر رمضان
Malam al-Furqan (malam diturunkannya al-qur’an ) adalah bertepatan hari pertempuran dua golongan yaitu tanggal 17 Ramadhan.
2. Terdapat Malam Lailatul Qadar
Lailatul Qadar merupakan malam penuh kebaikan, dimana malam tersebut oleh Allah disebut sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qadr ayat 1-5:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar“ ( Al Qadr : 1-5 ).
Allah menjelaskan dalam Surat Al-Qadr bahwa Lailatul Qadr merupakan malam dimana para malaikat diutus untuk turun ke bumi untuk memberikan kesejahteraan hingga terbit fajar. Tidak ada malam yang lebih baik dan lebih mulia dibandingkan lailatul qadar, dimana malam tersebut hanya terdapat pada bulan Ramadhan.
3. Dibukanya Pintu-Pintu Surga
Pada bulan Ramadhan Allah membuka pintu-pintu surga, dimana pintu-pintu tersebut dibuka hanya untuk orang-orang berpuasa dan menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita.
Nabi Muhammad SAW bersabdah:
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب النار، وصفدت الشياطين
“Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu” (HR: Imam Bukhari dan Muslim)
4. Ditutupnya Pintu-Pintu Neraka
Selain pintu-pintu surga dibuka, Allah juga mengunci pintu-pintu neraka pada bulan Ramadhan. Nabi Muhammad SAW bersabdah:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ. وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَ ذَلِكَ كُلَّ لَيْلَة
“Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 682 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya no. 1682, dihasankan Asy-Syaikh Albani rahimahullahu dalam Al-Misykat no. 1960)
5. Setan-setan Dibelenggu
Ketika tiba bulan Ramadhan, Allah akan membelenggu setan-setan dan mengunci pintu-pintu neraka. Rasulullah SAW bersabdah:
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب النار، وصفدت الشياطين
“Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu” (HR: Imam Bukhari dan Muslim)
6. Bulan Pengampunan Dosa
Ramadhan disebut juga sebagai bulan pengampunan, hal tersebut dikarenakan Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang telah lampau. Namun tidak semua dosa diampunkan oleh Allah. Melainkan hanya dosa hamba-Nya yang menjalankan puasa dengan tujuan untuk mencari Ridho Allah SWT. Rasulullah SAW bersabdah:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
7. Bulan untuk Bertaubat
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang patut digunakan untuk bertaubat. Karena taubat yang dilakukan di dalam bulan Ramadhan tidak akan ditolak oleh Allah SWT. Oleh karena itu sangat disayangkan jika seorang muslim melewatkan bulan Ramadhan tanpa melakukan taubat di dalamnya. Nabi Muhammad SAW bersabdah:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ
“Nabi bersabda: Celakalah seseorang, aku disebut-sebut di depannya dan ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku. dan celakalah seseorang, Bulan Ramadhan menemuinya kemudian keluar sebelum ia mendapatkan ampunan, dan celakalah seseorang yang kedua orang tuanya berusia lanjut namun kedua orangtuanya tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga (karena kebaktiannya).” (HR. Tirmidzi)
Dalam hadits diatas Rasulullah menyebutkan bahwa orang yang berkesempatan menemui bulan Ramadhan, akan tetapi tidak mendapat ampunan dari Allah adalah termasuk orang yang celaka. Hal tersebut dikarenakan Allah tidak akan menolak taubat seseorang di bulan Ramadhan.
8. Pahala Dilipat Gandakan
Rasulullah SAW bersabdah:
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة، وقيام ليله تطوعا ، من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه، ومن أدى فيه فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه
“Wahai sekalian manusia, telah datang pada kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Puasanya dijadikan sebagai suatu kewajiban. Shalat malamnya adalah suatu amalan sunnah. Siapa yang melakukan kebaikan pada bulan tersebut seperti ia melakukan kewajiban di waktu lainnya. Siapa yang melaksanakan kewajiban pada bulan tersebut seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di waktu lainnya.” (HR. Al-Mahamili dalam Al-Amali 5: 50 dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1887)
Dari hadits diatas Rasulullah menjelaskan bahwa ibadah yang dilaksanakan di bulan Ramadhan memiliki nilai ibadah yang lebih dibandingkan ibadah yang dilaksanaan di luar bulan Ramadhan. Jika amal ibadah yang dikerjakan adalah ibadah sunnah, maka pahalanya serupa dengan ibadah wajib, dan apabila yang dikerjakan adalah ibadah wajib, maka pahalanya dilipat gandakan menjadi seperti menunaikan 70 kewajiban di luar bulan Ramadhan. Begitu pula jika menunaikan ibadah umrah pada bulan Ramadhan, maka pahalanya seperti menunaikan ibadah haji.
Rasulullah SAW bersabdah:
فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ
“Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1256)
Dalam hadits lain Rasulullah menjelaskan bahwa pahala umrah yang dilakukan pada bulan Ramadhan setara dengan pahala berhaji bersama Rasulullah SAW.
فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى
“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku.” (HR. Bukhari no. 1863)
9. Diharamkan Masuk Neraka
Barang siapa yang berbahagia menyambut bulan Ramadhan, maka Allah tidak akan memasukannya ke dalam neraka. Rasulullah SAW bersabdah:
ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨِّﻴْﺮَﺍﻥِ
“Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka. (Nash riwayat ini disebutkan di kitab Durrat An-Nasihin)
10. Penuh Keberkahan
Rasulullah SAW bersabdah:
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ
Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa atas nya (Ramadhan). [HR. Ahmad dan Nasa’i]
Beberapa ulama menafsirkan keberkahan bulan Ramadhan yang dimaksud dalam hadits diatas adalah adanya Lailatul Qadar, dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka, dilipatgandakannya amal, dan doa yang tidak akan tertolak di bulan Ramadhan.
Wallahu a’lam bishowab.
Sumber:
https://riyadhulquran.com/2015/08/keutamaan-4-bulan-haram-dzulqadah-dzulhijjah-muharram-dan-rajab/
https://muslim.or.id/6644-ramadhan-tiba-pintu-pintu-surga-terbuka.html
https://www.laduni.id/post/read/60467/dalil-tentang-diturunkannya-kitab-suci-al-quran
https://tafsirweb.com/37373-quran-surat-al-qadr.html
https://dalamislam.com/info-islami/keistimewaan-bulan-ramadhan
https://indonesiainside.id/risalah/2020/04/07/hadits-ramadhan-2-orang-yang-celaka-saat-ramadhan
Lathaif Al-Ma’arif. Cetakan pertama, tahun 1428 H. Ibnu Rajab Al-Hambali. Penerbit Al-Maktab Al-Islami.