Masjidil Haram yang merupakan masjid terbesar di dunia ini ternyata memiliki banyak sekali sejarah menarik di dalamnya. Masjid yang merupakan pusat dari ibadah haji dengan segala kemegahan dan keindahannya ini juga memiliki segudang fakta sejarah di baliknya. Berikut fakta-fakta sejarah tentang Masjidil Haram:
1. Masjid pertama di muka bumi
Masjidil Haram merupakan masjid dan bangunan pertama di bumi. Pasalnya setelah diturunkan ke muka bumi Allah mengutus Nabi Adam AS untuk membangun sebuah bangunan yang tidak lain adalah masjidil haram. Allah berfirman dalam surat Al-Imran ayat 96 yang artinya “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”. (QS. Ali Imran: 96). Hal tersebut juga didukung oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar, “Saya bertanya kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang masjid pertama yang dibangun di muka bumi ?, ia menjawab: “Masjidlil haram”. Saya berkata: Lalu setelah itu?, beliau menjawab: “Masjidil Aqsha”. Saya berkata: Berapa tahun jarak dibangunnya antara kedua masjid tersebut ?, beliau menjawab: “40 tahun”. (HR. Abu Dzar). Hal tersebut membuktikan bahwa Masjidil Haram adalah Masjid pertama di muka bumi.
2. Direnovasi oleh Nabi Ibrahim dan Isma’il
Sejarah Masjidil Haram tidak lepas dari pembangunan Ka’bah. Banyak yang memperdebatkan tentang siapa yang mebangun ka’bah. Ada yang berpendapat bahwa ka’bah dibangun oleh Nabi Adam, tetapi adapula yang berpendapat bahwa ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya isma’il. Namun menurut pendapat Jumhur ulama’ menyatakan bahwa ka’bah dibangun oleh Nabi Adam. Setelah Nabi Adam dan Hawa turun ke bumi, mereka diperintahkan oleh Allah untuk membangun bangunan di sebuah lembah yang bernama Bakkah. Namun bangunan tersebut hancur akibat air bah pada masa Nabi Nuh.
Pada mulanya Masjidil Haram hanyalah tanah lapang yang di tengahnya terdapat batu besar. Batu besar tersebut yang kemudian dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il menjadi sebuah bangunan berbentuk kubus yang sekarang ini dikenal dengan nama ka’bah. Ka’bah yang dibangun kembali oleh kedua nabi dan hamba Allah SWT ini berbahan batu, tingginya 9 hasta (4,5 meter), panjangnya dari arah timur 32 hasta (16 meter), dari arah barat 31 hasta (15,5 meter), dari arah utara 20 hasta (10 meter), dan dari arah selatan 22 hasta (11 meter). Nabi Ibrahim AS tidak membuat atap Kakbah, melainkan membuat pintu masuk yang sejajar dengan tanah tapi tidak membuat daun pintunya.
3. Tempat penyembahan berhala
Sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, Masjidil Haram yang terdapat ka’bah didalamnya digunakan sebagai tempat penyembahan berhala. Terdapat sekitar 360 buah berhala yang diletakkan di sekitar ka’bah dan 2 berhala besar yang dinamai Latta dan Uzza diletakkan tepat di depan Ka’bah. Ada tradisi yang aneh pula yang dilakukan masyarakat arab jahiliyah ketika mengelilingi ka’bah, yaitu dengan cara mengoleskan darah binatang ternak seperti kambing, sapi, dan unta ke dinding-dinding ka’bah sebagai symbol persembahan kepada berhala Latta dan Uzza. Selain itu wanita-wanita arab pada zaman jahiliyah juga mengelilingi ka’bah dengan kondisi tanpa sehelai benang. Sungguh miris perilaku masyarakat jahiliyah sebelum datangnya ajaran islam.
4. Pernah rusak akibat bencana banjir
Enam tahun sebelum Nabi Muhammad menerima wahyu pernah terjadi peristiwa besar yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah manusia pilihan. Tepatnya pada tahun 604 M terjadi banjir besar yang melanda kota Mekkah. Akibatnya Masjidil Haram dan Ka’bah mengalami kerusakan yang cukup parah. Pada waktu itu para pemuka Quraisy mengumumkan kepada penduduk kota Makkah untuk merenovasi Kakbah. Mereka mengurangi bangunan dari arah Hijir Ismail hingga 6 hasta (3 meter lebih) dan menambah tinggi bangunan 19 hasta (9 meter). Bangunan Ka’bah yang sebelumnya tidak beratap menjadi beratap, membuat pancuran air dari bahan kayu, menutup pintu arah barat, serta meninggikan pintu timur dari dasar Ka’bah.
Setelah renovasi tersebut selesai dilakukan, terjadilah perselisihan di antara kabilah kaum quraisy. Pada saat itu terdapat 4 pemuka besar Kabilah Arab. Semua pemuka kabilah-kabilah di Arab berebut ingin meletakkan Hajar Aswad ke dinding Ka’bah. Perselisihan tersebut hampir menyebabkan peperangan saudara. Pada saat itu Nabi Muhammad yang mendapatkan gelar Al-Amin dari penduduk Mekkah mendapatkan kehormatan untuk memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Kemudian Nabi Muhammad yang pada waktu itu belum menjadi Nabi memiliki ide yang sangat cemerlang. Beliau mengambil sebuah kain dan meletakkan Hajar Aswad diatas kain tersebut. Nabi Muhammad kemudia menyuruh keempat pemuka kabilah tersebut untuk memegang masing-masing ujung kain. Mereka kemudian mengangkat Hajar Aswad yang ada diatas kain tersebut bersama-sama. Kemudian Nabi Muhammad lah yang meletakkan Hajar aswad tersebut ke dinding ka’bah. Alhamdulillah berkat kecerdasan dan kebijaksanaan Nabi Muhammad, Kabilah Arab terhindar dari perang saudara.
- Terbebas dari berhala pada peristiwa fatkhu makkah
Pada tahun 628M terjadilah perjanjian antara kaum Kafir Quraisy dengan Kaum Muhajirin dan Anshar. Isi dari perjanjian tersebut ialah menyatakan tidak ada peperangan dalam jangka waktu 10 tahun, tidak ada larangan kepada siapapun yang ingin mengikuti Nabi Muhammad, serta diperbolehkannya Nabi Muhammad dan pengikutnya untuk melaksanakan ibadah haji. Kedua belah pihak telah menyetujui isi dari perjanjian tersebut dan berjanji tidak akan menyalahinya. Akan tetapi pada tahun 630M kaum kafir Quraisy mengingkari perjanjian tersebut. Salah satu pemuka Kafir Quraisy menghadang rombongan umat islam yang menuju Makkah untuk melaksanakan haji. Nabi Muhammad yang mendengar kabar tersebut langsung mengajak beberapa sahabat untuk menemui pemuka kafir Quraisy. dari situlah terjadi peristiwa yang disebut Fatkhu Makkah yang artinya pembebasan kota Makkah.
Pada awalnya Nabi hanya mengajak beberapa orang sahabat. Untuk berjaga-jaga para sahabat membentuk pasukan sejumlah 3.000 orang. Akan tetapi di tengah perjalanan banyak kaum muslim yang bersuka rela mengikuti Nabi dan para sahabat. Pasukan yang awalnya berjumlah 3.000 orang bertambah menjadi 10.000 orang. Kemudian tepat pada tanggal 10 Ramadhan 8H (630M), Nabi Muhammad dan pasukannya mengepung kota Makkah. Kaum kafir Quraisy yang waktu itu tidak ada persiapan sama sekali merasa panik dan kabur untuk berlindung ke bukit Sofa. Sebagian dari kaum kafir quraisy menyerahkan diri pada Nabi Muhammad dan menyatakan masuk islam. Kemudian Nabi Muhammad berseru kepada kaum kafir, “barang siapa yang masuk ke dalam rumah Abu Sufyan, maka ia akan aman” kaum kafir quraisy pun berbondong bondong masuk ke rumah Abu Sufyan dan menyatakan masuk islam.
Setelah Nabi Muhammad berhasil menakhlukan kafir quraisy, Nabi kemudian memerintah para sahabat untuk menghancurkan berhala-berhala di sekeliling ka’bah, memerintah Utsman Bin Affan untuk membuka pintu ka’bah, dan kemudian Nabi dan umat islam sholat di sekitar ka’bah. Selanjutnya hal yang dilakukan Rasulullah adalah mendamaikan kaum Muhajirin, Anshor, dan kaum Quraisy yang telah masuk islam.
- Tidak ada renovasi pada pemerintahan Rasulullah
Pada masa pemerintahan Rasulullah, Masjidil Haram sendiri hanya berupa halaman luas yang ditengahnya terdapat bangunan ka’bah. Nabi Muhammad tidak pernah merenovasi Masjid tersebut dikarenakan pada masa Rasulullah Masjidil Haram Masjidil Haram dibawah kekuasaan kafir Quraisy. Sementara Nabi Muhammad menghabiskan sebagian besar dakwahnya di Madinah. Itulah yang menyebabkan Masjidil Haram tidak pernah di renovasi pada jaman Rasulullah. Masjid ini pertama kali direnovasi pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab tepatnya pada tahun 17H/638M. waktu itu Khalifah Umar hanya membangun tembok setinggi 6 kaki disekeliling Masjidil Haram. Hal ini dilakukan karena banyaknya rumah penduduk yang mulai menggeser halaman Masjid. Selain memagari halaman masjid dengan tembok, Khalifah Umar juga memperluas area masjid. Diperkirakan area Masjidil Haram pada waktu itu diperluas hingga 840m2. Pada tahun 26 H/646 M Khalifah Usman Bin Affan membangun koridor-koridor sebagai tempat berteduh untuk orang-orang yang melaksanakan serta memperluas lagi area Masjid. diperkirakan luas perluasan ini mencapai 2040 m2.
Renovasi terus berlanjut mulai dari kekhalifahan Bani Umaiyah pada tahun 91H/709 M, Daulah Bani Abbasiyah Pada tahun 137 H/754 M, kekhalifahan Utsmaniyah Pada tahun 979H/1571 M, hingga era raja-raja Saudi dan kini luas keseluruhan bangunan masjidil haram telah mencapai 356800 m2, yang mampu menampung hingga 4.000.000 jama’ah pada musim haji.
Demikian fakta-fakta sejarah tentang Masjidil Haram. Semoga membuat kita semakin cinta dan bangga akan adanya Masjid yang menjadi pusat ibadah haji ini.
Nice info … jadi makin pengen banget bisa ke Mekkah, semoga Allah memberikan kami rizki untuk bekal umroh dan haji ke tanah suci, aamiin.
Amin. Semoga Allah memudahkan kita untuk berkunjung ke tanah suci ya kak
Aku ingin menjadi laki laki yg beruntung, yakni dia yg selalu mendapatkan 2 doa dalam keseharianya. Yaitu doa ibu kepada anakya dn doa istri kepada suaminya
Aamiin. Semoga diijabah.
infonya sangat bermanfaat sekali. terimakasih. semoga kita diberi kelapangan untuk dapat berkunjung ke baitullah. amin
Amin. Terima kasih, kak. salam kenal.
bagus sekali infonya, semoga suatu saat nanti ada rezeki bis berkunjung ke masjidil haram.
Aamin. semoga impian nya diijabah ya kak.
Sangat bermanfaat untuk menambah wawasan, semoga kita semua dipanggil untuk menjadi tamu Nya.. Aamiin
Aamin. Mimin juga ingin sekali bisa berkunjung ke sana. hehe. 🙂
Aku ingin menjadi laki laki yg beruntung, yakni dia yg selalu mendapatkan 2 doa dalam keseharianya. Yaitu doa ibu kepada anakya dn doa istri kepada suaminya
Aamin, semoga diijabah. 🙂
Bagus sekali dn bermanfaat infoya, semoga kita terus diberi kesehatan amin.
Amin. Terima kasih feedbacknya. Salam. 🙂
wahh.. kita taunya pas udah gede dan megah masjidnya. gak tau kalau sejarahnya begitu panjang.. terimakasih artikel.. sangat menambah wawasan terutama sejarah islam
MasyaAllah, semoga bisa menambah wawasan kita semua dan makin mencintai Islam, ya.