Share halaman ini
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  

Pengertian Syuhada

Syuhada adalah sebuah gelar kehormatan yang disematkan pada orang-orang yang gugur dalam pertempuran membela Agama Allah. Bukan hanya yang gugur dalam peperangan saja, di dalam Islam mati syahid artinya meninggal karena membela kebenaran, mempertahankan hak dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, serta orang-orang yang meninggal yang diakibatkan oleh wabah penyakit juga termasuk dalam kategori Syuhada. Syuhada adalah bentuk jama’ dari kata Syahid yang memiliki arti menyaksikan.

Mati Syahid Dalam Islam

Mati syahid dalam Islam dibagi menjadi dua. Pertama adalah Syahid dunya atau disebut juga syahid dunia dan yang kedua syahid dunya wal akhirah atau juga disebut syahid dunia akhirat. Perbedaan syahid dunia dan syahid dunia akhirat adalah dari penyebab kematiannya. Syahid dunia adalah mati sahid yang disebabkan oleh wabah, melahirkan, meninggal saat mencari nafkah yang halal, mempertahankan hak dan hartanya, serta meninggal yang disebabkan oleh kelaparan. Sedangkan syahid dunia akhirat adalah mati syahid yang disebabkan pertempuran membela kebenaran atau meninggal saat berjuang di jalan Allah, seperti meninggal ketika berdakwah, mengajar Al-quran , dan lain sebagainya.

Dalam perjalanan menyebarkan Agama Islam, tercatat 27 kali perang yang pernah dilakukan Rasulullah beserta para Sahabat melawan Kaum Quraisy. Peperangan tersebut bukan dilakukan untuk menindas Kaum Quraisy, melainkan sebagai bentuk pembelaan diri serta melindungi Umat Islam yang ada di Madinah dari penindasan yang dilakukan Kaum Quraisy. Hampir seluruh perang yang dilakukan Rasulullah dan Sahabat merupakan tantangan yang diberikan oleh pihak lawan. Tidak sedikit dari para Sahabat yang gugur dalam pertempuran-pertempuran tersebut. Sebagai bentuk penghormatan pada para Mujahidin yang telah berjuang dan berkorban di jalan Allah, Nabi Muhammad memberikan gelar Syuhada bagi Para Sahabat yang gugur di medan pertempuran. Berikut 7 Sahabat Terdekat Nabi Yang Mendapat Gelar Syuhada: 

HAMZAH BIN ABDUL MUTHALIB – PERANG UHUD

Hamzah bin Abdul Muthalib merupakan salah satu sahabat dekat yang juga merupakan saudara persusuan dari Nabi Muhammad SAW. Hamzah adalah anak dari Abdul Muthalib, Kakek Nabi. Dengan kata lain Hamzah adalah paman Nabi Muhammad dari garis ayah.

Hamzah merupakan salah satu toko suku Quraiys yang senantiasa membela dan melindungi Nabi Muhammad bahkan sebelum Ia masuk Islam. ketika telah menjadi seorang Muslim, Hamzah pun selalu turut serta dalam perjuangan menegakkan Agama Allah. Oleh sebab itu Hamzah Bin Abdul Muthalib mendapatkan julukan istimewa, yaitu Assadullah yang berarti Singa Allah.

Julukan tersebut disematkan pada Hamzah sebab keberaniannya membela Agama Islam serta berjuang di jalan Allah. Kemenangan umat Islam pada perang Badar juga salah satunya karena kontribusi dan keberanian, serta keperwiraan Hamzah. Pada Perang Badar, Hamzah berhasil mengalahkan Harits bin Amar bin Naufal, hingga menyebabkan Harits tewas. Pada Perang Uhud, Hamzah pun maju di garda paling depan untuk membela Agama Allah, namun Hamzah gugur di tangan Wasyi bin Harb, seorang budak Habasy yang diperintahkan oleh anak perempuan Harits bin Amar untuk membalaskan kematian ayahnya di perang Badar. Warist dijanjikan akan dibebaskan oleh Anak perempuan Harits, dengan syarat berhasil menumpahkan darah Hamzah. Hamzah pun wafat dalam perang Uhun dan berkat jasanya membela Islam tersebut, Nabi Muhammad memberikan gelar Sahidul Hayya’ pada Hamzah.

1. MUS’AB BIN UMAIR – PERANG UHUD

Mush’ab bin Umair merupakan salah satu bangsawan suku Quraisy, ibu nya merupakan wanita yang sangat disegani di kalangan suku Quraisy karena pendiriannya yang teguh. Hingga diceritakan bahwa ketika Mush’ab memeluk Islam, tidak ada yang dikhawatirkan olehnya kecuali Ibunya sendiri. Mush’ab juga merupakan sahabat Nabi yang termasuk ke dalam golongan Ashabihunnal Awwalun, yaitu sebutan bagi orang-orang yang pertama kali masuk Islam di awal-awal Nabi berdakwa. Mush’ab dikenal sebagai sahabat yang memiliki paras rupawan. Selain itu kewibawaan Mush’ab juga menjadikannya disenangi oleh sahabat Nabi lainnya pada masa itu. Para sahabat menyebut Mush’ab sebagai “seorang warga kota Mekah yang memiliki nama paling harum”.

Mush’ab terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan terpandang di Mekah. Bahkan beberapa riwayat menyebutkan bahwa Mush’ab merupakan pemuda paling kaya pada masa itu. Ketika Islam datang, Mush’ab rela meninggalkan segala fasilitas dan kemewahan yang dimilikinya demi mendampingi Rasulullah berjuang. Mush’ab meninggalkan segala kemewahan dunia demi mendapatkan kekalnya kebahagiaan akhirat.

Setelah memeluk Islam, Mush’ab senantiasa mendampingi Nabi dalam berdakwa di Mekah. Ketika dakwah Nabi tidak berhasil di Mekah, Mush’ab beserta sahabat-sahabat lainnya juga turut serta mendampingi Rasulullah Hijrah ke Yatsrib (Madinah). Ketika perang Badar berkecamuk pun Mush’ab dengan berani turut serta dalam pertempuran melawan Kafir Quraisy. Hingga pada pertempuran yang kedua, yaitu Perang Uhud, Mush’ab gugur di medan peperangan dan menjadi syuhada.

2. ZAID BIN HARITSAH – PERANG MU’TAH

Zain bin Haritsah merupakan sahabat Nabi yang gugur di medan pertempuran. Zaid gugur ketika melawan pasukan Romawi yang dipimpin langsung oleh Raja Herakilus. Zaid bin Haritsah merupakan seorang budak yang dibebaskan oleh Nabi Muhammad dan dijadikan anak angkat oleh Nabi. Pada mulanya, para sahabat memanggil Zaid dengan sebutan Zaid bin Muhammad. Kemudian turunlah Quran Surat Al-Ahzab ayat 5 yang berbunyi:

ٱدْعُوهُمْ لِءَابَآئِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِندَ ٱللَّهِ ۚ فَإِن لَّمْ تَعْلَمُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ فَإِخْوَٰنُكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَمَوَٰلِيكُمْ ۚ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَآ أَخْطَأْتُم بِهِۦ وَلَٰكِن مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS: Al-Ahzab:5)
setelah turunnya ayat tersebut, Zaid kemudian dipanggil dengan nama belakang ayahnya yaitu Haritsah.

3. JA’FAR BIN ABU THALIB – PERANG MU’TAH

Ja’far bin Abi Thalib merupakan putra dari Abi Thalib yang juga merupakan kakak kandung dari Ali bin Abi Thalib. Ja’far merupakan salah satu sahabat yang memeluk Islam pada periode awal dakwa Rasulullah. Ja’far pula yang mendampingi Rasulullah ketika hijrah ke Habasyah, yaitu kota pertama yang menjadi tujuan Hijrah Rasulullah sebelum kota Yatsrib (Madinah). Ja’far pun selalu menunjukkan keberaniannya dalam membela Islam dengan turut serta dalam beberapa pertempuran melawan kaum Quraisy. Hingga akhirnya Ja’far gugur di medan pertempuran ketika menjadi panji dalam perang Mu’tah melawan pasukan Romawi.

4. HUSAIN BIN ALI – PERTEMPURAN KARBALA

Husain Bin Ali merupakan Putra kedua Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Muhammad. Dengan kata lain Husain merupakan cucu dari Rasulullah Muhammad SAW. Husain wafat pada tahun 680 M, yaitu 48 tahun setelah Rasulullah wafat. Husain wafat dalam Pertempuran Karbala, yaitu perang saudara antara umat islam pendukung Ali bin Abi Thalib dan umat islam pendukung Muawiyah.

Sepeninggal Ali bin Abi Thalib, umat islam pada masa itu berselisih faham mengenai siapa yang akan dijadikan Khalifah menggantikan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Beberapa sahabat mengusulkan Hasan bin Ali, putra pertama Ali bin Abi Thalib yang dibaiat menjadi Khalifah, sebagian lagi mengusulkan Mu’awiyah, seorang Gurbernur pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Alasan dicalonkannya Mu’awiyah sebagai khalifah pengganti Ali adalah karena kematangannya dalam dunia politik dan pemerintahan.

Perbedaan pendapat tersebut mengakibatkan perseturuan yang berujung pertempuran kedua belah pihak, yakni pertempuran Karbalah. Husain yang merupakan adik kandung dari Hasan, dengan sekuat tenaga membela kakaknya, sehingga mengakibatkan wafatnya Husain dalam pertempuran Karbala tersebut. Dalam pertempuran ini Hasan tidak lagi berperang untuk membela Agama Islam, namun beberapa ulama berpendapat bahwa wafatnya Husain dalam pertempuran Karbala tetap termasuk dalam mati syahid, sebab pertempuran tersebut bertujuan untuk melindungi saudara kandungnya, yakni Hasan bin Ali.

5. SA’AD BIN MUADZ – PERANG KHANDAK

Sa’ad bin Muadz merupakan salah satu dari Sahabat Anshar, yaitu penduduk asli kota Madinah yang memeluk Islam setelah Rasulullah Hijrah kesana. Pada awal penyebaran Islam di Madinah, Sa’ad merupakan salah satu orang yang menolak ajaran Rasulullah, namun setelah Ia mengenal dan mendengar dakwah Rasulullah, tanpa ragu Sa’ad langsung memeluk Islam. setelah masuk Islam, seluruh hidup Sa’ad digunakan untuk mengabdi dan berjuang di Jalan Allah.

Pada saat Perang Badar berkecamuk, Sa’ad bersama Sahabat Anshar lainnya memberikan sikap dan dukungan tegas. Ketika umat muslim dihadapkan dalam perang Uhud, Sa’ad bersedia menjadi tameng, berdiri dengan tegap di sisi Rasulullah. Begitu pula ketika perang Khandaq, Sa’ad turut mempertahankan Kota Madinah dengan sekuat tenaga. Hingga pada saat perang Khandaq hampir usai,  Sa’ad terkena panah yang dihunuskan oleh Hibban bin Qais Al-Araqah. Nabi mengutus para Sahabat untuk merawat Sa’ad di kemah Rufaidhah agar memudahkan Nabi menjenguknya, namun karena luka Sa’ad yang semakin parah, akhirnya Sa’ad wafat.

6. ABU SALAMAH – PERANG UHUD

Abu Salamah merupakan salah satu Sahabat yang termasuk dalam golongan Ashabihunal Awwalun, yaitu golongan orang-orang yang masuk islam pada periode awal dakwah Nabi di Mekkah. Ketika Nabi hijrah ke Habasyah, Abu Salamah bersama rekan-rekannya yang lain, seperti Abu Bakar, Ja’far bin Abi Thalib, Umar bin Khattab, serta Usman bin Affan setia dan turut serta mendampingi dan melindungi Nabi. Abu Salamah memiliki nama lengkap Abdullah bin Abdul Asad, merupakan salah satu sahabat Nabi yang rela mengorbankan jiwa dan raga demi tegaknya Agama Islam. Abu Salamah merupakan salah satu kunci kemenangan dalam perang Badar. Pada saat perang Uhud, Abu Salamah terluka yang cukup parah hingga menyebabkan kesehatannya kian menurun. Setelah beberapa waktu paska perang Uhud, luka yang didapat semakin parah yang menyebabkan wafatnya Abu Salamah.

Itu tadi 7 Sahabat yang gugur dalam berjuang di jalan Allah, sehingga mendapatkan gelar Syuhada fi dunya wal akhirah. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَن يُقْتَلُ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتٌۢ ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ وَلَٰكِن لَّا تَشْعُرُونَ

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (QS. Al-Baqarah154)

Sumber:

https://bit.ly/3ifOk9u, https://bit.ly/2R1F8JP, https://bit.ly/325WBXE, https://bit.ly/2DExjGR, https://bit.ly/325WA62

 

baca juga:
UMROH DIBUKA LAGI, INI JADWAL DAN KETENTUANNYA!
Profil Syeikh Ali Jaber Ulama Asal Madinah Yang Cinta Indonesia
Tips Agar Jamaah Mematuhi Protokol Kesehatan Di Masjid
Jakarta PSBB Total Lagi, Ini Dia Aturannya
Profil Zaid Bin Haritsah Anak Angkat Nabi Yang Namanya Disebutkan Dalam Al-Quran

 


Share halaman ini
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •