Kewajiban Menuntut Ilmu
Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-pentingnya sesuatu yang dicari, karena dengan menuntut ilmu seseorang akan berusaha untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik.
Dalam kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesutau yang wajib dimiliki, karena tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah, tanpa didasari ilmu.
Islam sebagai agama yang sangat sempurna memandang bahwa menuntut ilmu adalah sebagai keharusan bagi umatnya. Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban.Sesuai sabda Nabi Muhammad SAW berikut :
– نا مُحَمَّدُ بْنُ خَلَفٍ نا يَحْيَى بْنُ هَاشِمٍ نا مِسْعَرُ بْنُ كِدَامٍ عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ»
Artinya :“Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.”
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi semua umat islam, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, semuanya diwajibkan untuk menuntut ilmu. Bahkan ketika masih dalam buaian ibu pun wajib untuk menuntut ilmu. Nabi Muhammad SAW bersabdah:
اطلبوا العلم من المهد إلى اللحد
Artinya : “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”
Hadits ini juga mengajarkan tentang pendidikan sepanjang hayat atau life-long education. Begitu pentingnya ilmu pengetahuan hingga Nabi Muhammad SAW memerintahkan para sahabat untuk menuntut ilmu bagaianapun kondisinya dan seberapa jauh jaraknya. Rasulullah SAW bersabdah:
اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
Artinya: “Tuntutlah ilmu meskipun harus ke negeri Cina”
Menurut beberapa tafsir, mengapa negeri Cina? Selain karena jaraknya yang relatif jauh dari Negara Arab, juga karena pada zaman itu, yaitu sekitar tahun 600 an masehi di Negara Cina terjadi perang antara Dinasti Thang dan Dinasti Zhoui. Hadits di atas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad mewajibkan umat Islam untuk tetap menuntut ilmu seberat apapun kondisi dan sejauh apapun jarak yang harus ditempuh.
Dalam Al-qur’an, Allah berfirman :
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٢ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٣ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ٥
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S Al-Alaq: 1-5)
Ini adalah ayat pertama yang turun kepada Rasulullah. Ayat ini berisi perintah untuk membaca, menulis, dan juga belajar. Allah telah memberikan manusia sifat fitrah dalam dirinya untuk bisa belajar dan menggapai bermacam ilmu pengetahuan dan keterampilan hingga dapat menambah kemampuannya untuk mengemban amanat kehidupan di muka bumi ini.
5 Keutamaan Menuntut Ilmu Menurut Islam
1. Ditinggikan Derajatnya oleh Allah
Keutamaan ilmu yang pertama adalah orang yang memiliki ilmu maka akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Dalam suatu riwayat diceritakan suatu ketika Allah memberikan tiga tawaran kepada Nabi Sulaiman AS. Tawaran tersebut berupa harta, tahta, dan ilmu. Nabi Sulaiman AS diperintahkan Allah untuk memilih salah satu dari ketiga hal tersebut.
Maka Nabi Sulaiman AS memilih ilmu. Dengan dipilihnya ilmu tersebut oleh Nabi Sulaiman AS, maka Allah memberikan ketiga hal, yaitu harta, tahta, dan ilmu itu sendiri. Cerita tersebut menjadi I’tibar bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang berilmu.
Allah SWT berfirman:
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُبِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah: 11)
Ibnu ‘Abbas ketika menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa derajat para ahli ilmu dan orang mukmin yang lain sejauh 700 derajat. Dimana satu derajatnya seperti berjalan sejauh 500 tahun.
2. Sebagai Amal Yang Tak Putus
Nabi Muhammad SAW bersabdah:
إِذَا مَاتَ ابْنُ اَدَمَ إِنْقَطَعَ عَمَلَهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ, أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ,أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْا لَهُ (رواه مسلم)
Artinya:“Jika anak Adam meninggal, maka terputuslah semua amalnya kecuali dari tiga perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Dari hadits diatas dapat diketahui bahwa ilmu merupakan salah satu amalan yang pahalanya akan terus mengalir meskipun seseorang yang memilikinya telah berada di alam kubur. Dengan catatan ilmu tersebut harus memberi manfaat bagi sesama.
3. Menjadi Orang Mukmin Yang Paling Utama
Orang mukmin yang memiliki ilmu oleh Nabi Muhammad SAW diberikan predikat sebagai orang yang paling utama. hal tersebut dikarenakan orang tersebut dapat memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Nabi Muhammad SAW bersabdah:
أَفْضَلُ النَّاسِ الْمُؤْمِنُ الْعَالِمُ إِنِ احْتِيْجَ إِلَيْهِ نَفَعَ وَإِنِ سْتُغْنِيَ عَنْهُ أَغْنَى نَفْسَهُ (رواه البيهقي)
Artinya: “Seutama–utama manusia ialah seorang mukmin yang berilmu. Jika ia dibutuhkan, maka ia menberi manfaat. Dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia dapat memberi manfaat pada dirinya sendiri”. (HR. Al-Baihaqi)
4. Menjadi Jalan Menuju Surga
حَدَّ ثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الأعْمَشِ عَنْ أَبِيْ صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنّةِ]
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah dari A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah bahwasannya Rosulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah menudahkan baginya jalan menuju surga.”(H.R. Muslim)
5. Warisan Para Nabi
Ilmu merupakan warisan dari para Nabi. Para Nabi tidaklah meninggalkan harta dan kekayaan sebagai warisan untuk umatnya, melainkan meninggalkan ilmu sebagai penyelamat umatnya baik di dunia maupun di akhirat.
Nabi Muhammad SAW bersabdah:
اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya: “para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang cukup”(HR. abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majjah)
Ilmu Pengetahuan Bersumber dari Al-Qur’an
Pada awalnya semua bidang Ilmu di dunia ini berasal dari Islam. Baik itu Ilmu agama, Ilmu Sosial, alam , sains, Biologi, kedokteran, Matematika, Fisika, Kesehatan, Geografi dan lain-lain yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jauh sebelum Bangsa barat Eropa dan Amerika mengenal Ilmu pengetahuan, ternyata Bangsa Arab lebih mengenal dulu bidang Pendidikan.
Tapi karena kurangnya minat dari orang Islam sendiri untuk mengembangkan Ilmu pengetahuan dan di tambah lagi adanya pencurian Ilmu yang di lakukan oleh kaum bangsa barat maka sampai sekarang Eropa dan Amerika ilmu Pengetahuannya lebih tinggi di bandingkan bangsa Arab. Saya akan Tunjukan Bukti-Bukti ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang Ilmu Pengetahuan namun hanya sedikit yang saya tunjukan sebab di dalam Al-qur’an ada ribuan cabang Ilmu pengetahuan,jadi saya tunjukan sedikit saja. Berikut ini penjelasannya:
1. Ilmu Fisika dan sains dalam Al-Qur’an
أَوَ لَمۡ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ كَانَتَا رَتۡقٗا فَفَتَقۡنَٰهُمَاۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَيۡءٍ حَيٍّۚ أَفَلَا يُؤۡمِنُونَ
Artinya: “ Dan Apakah Orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa sesungguhnya kami menciptakan langit dan bumi itu dulunya menjadi satu padu. Kemudian kami Pisahkan di antara keduannya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman” (Q.S Al-Anbiya:30)
Ayat Al-Qur’an di atas menceritakan awal mula terbentuknya Alam semesta dan Awal Mula kehidupan di daratan dan di lautan. Teori awal mula terbentuknya alam semesta di kemukakan oleh Stephen Hawking yang sekarang ini dinamakan dengan teori Big Bang. Teori ini menjelaskan bahwa sekitar Ratusan Triliyunan tahun yang lalu pernah terjadi ledakan dahsyat lalu ledakan tersebut membuat jagat raya menjadi terpisah – pisah sehingga masing – masing menjadi Bola gas yang panas yang tak lama kemudian bola panas tersebut menjadi membeku sehingga terciptalah Galaksi, Matahari, Planet-planet, Bulan, dan bintang – bintang.
2. Ilmu Geografi dalam Al-Qur’an
ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ وَهِيَ دُخَانٞ فَقَالَ لَهَا وَلِلۡأَرۡضِ ٱئۡتِيَا طَوۡعًا أَوۡ كَرۡهٗا قَالَتَآ أَتَيۡنَا طَآئِعِينَ ١١فَقَضَىٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَٰوَاتٖ فِي يَوۡمَيۡنِ وَأَوۡحَىٰ فِي كُلِّ سَمَآءٍ أَمۡرَهَاۚ وَزَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنۡيَا بِمَصَٰبِيحَ وَحِفۡظٗاۚ ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ
Artinya: 11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati” 12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (Q.S. fussilat: 11-12)
Lapisan-lapisan langit tersebut yang tak lain adalah Troposfer, Sratosfer, Ozonosfer, Mesosfer, Termosfer, Ionosfer, dan Eksosfer.
Demikian penjelasan tentang keutamaan ilmu. Semoga menjadi motivasi untuk mencari dan memperolehnya.
Sumber:
Al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Beirut: Darul Ma’rifah
Nawawi Imam. 1999. Terjemah RIyadhus Sholihin. Ter, Achmad Sunarto. Jakarta: Pustaka Amani
Qardhawi Yusuf. Al-Qur’an berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Gema Insani
Aren Arman. ” Bukti kebenaran Islam Part 3 Semua sumber Ilmu Berasal dari Al-Qur’an”