Share halaman ini
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  

Bulan Muharram merupakan bulan mulia dimana terdapat banyak peristiwa luar biasa terjadi di dalamnya. Selain termasuk bulan mulia, umat Islam pun dianjurkan untuk melaksanakan amalan-amalan sunnah di bulan Muharram. Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Muharram adalah puasa Tasu’ah dan Asyura.

Puasa Tasu’ah dan Asyura merupakan nama puasa sunnah yang dilaksanakan pada bulan Muharram. Kata Tasu’ah sendiri berasal dari bahasa Arab Tis’atun yang berarti Sembilan, sedangkan Asyura berasal dari Bahasa Arab Asyarotun, yang memiliki arti 10. Tasu’ah dan Asyurah merujuk pada puasa yang dikerjakan pada tanggal 9 dan 10 pada tiap bulan Muharram. Puasa Tasu’ah tahun ini jatuh pada tanggal 28 Agustus 2020, sedangkan puasa Asyura Tahun ini jatuh pada tanggal 29 Agustus 2020.

Sebagai amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah, Puasa Tasu’ah dan Asyura memiliki beberapa keutamaan. Berikut 5 keutamaan puasa Tasu’ah dan Asyura berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW:

5 KEUTAMAAN PUASA TASU’AH DAN ASYURA

  1. MENGIKUTI SUNNAH NABI MUHAMMAD

Puasa Asyura merupakan salah satu puasa sunnah yang pernah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Setahun sebelum Rasulullah wafat, Rasulullah pernah berkata bahwa akan melaksanakan puasa Asyura lagi di tahun yang akan datang serta menambah satu puasa di hari sebelumnya, yakni puasa Tasu’ah. Oleh sebab itu melaksanakan puasa Asyura merupakan suatu amalan yang mengikuti sunnah Nabi.

  1. MENEBUS DOSA SETAHUN

Selain mendapat pahala sebab mengikuti sunnah Rasulullah, seorang muslim yang melaksanakan puasa asyura dengan ikhlas semata-mata karena Allah akan mendapatkan imbalan berupa dihapusnya dosa-dosa yang telah dilakukan selama setahun yang lampau.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Dari Hadits diatas dijelaskan bahwa melaksanakan puasa Arafah di bulan Dzulhijjah dapat menghapus dosa yang dilakukan di masa lalu dan masa yang akan datang, sedangkan puasa Asyura di bulan Muharram menghapus dosa setahun yang telah lampau.

  1. PUASA PALING UTAMA SETELAH PUASA RAMADHAN

Puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat Islam sekaligus termasuk satu dari lima rukun Islam. menjalankan puasa Ramadhan merupakan wujud keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Selain puasa wajib, terdapat pula puasa sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ada satu puasa sunnah yang memiliki keutamaan di bawah puasa Ramadhan dan merupakan puasa sunnah yang paling utama dibandingkan puasa sunnah lainnya. puasa tersebut tidak lain adalah Puasa Asyura.

Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

Dalam hadits diatas jelas disebutkan bahwa puasa sunnah yang paling utama adalah puasa Asyura. Bahkan Nabi Muhammad SAW menyebut puasa Asyura setelah puasa Ramadhan, yang merupakan puasa wajib dan rukun Islam keempat.

  1. PUASA YANG DILAKUKAN UMAT NABI MUSA

Bulan Muharram bukan hanya bulan yang diagungkan dan dimuliakan oleh umat Islam. umat-umat Nabi terdahulu seblelum Nabi Muhammad SAW pun memuliakan bulan Muharram. Bahkan terdapat 10 hal luar biasa yang pernah dialami oleh para Nabi dan Rasul Allah terjadi di bulan Muharram.

selain dimuliakan oleh umat Nabi Muhammad dan Nabi-nabi sebelumnya, di dalam bulan Muharram terdapat satu hari dimana umat Nabi Musa berpuasa di dalamnya. Puasa tersebut adalah puasa tanggal 10 Muaharram atau disebut juga Puasa Asyura.

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, ketika Nabi dan para Sahabat hijrah ke Madinah, Ibnu Abbas menyaksikan Rasulullah bertanya pada kaum Yahudi Madinah. Rasulullah bertanya perihal puasa yang dilaksanakan kaum Yahudi Madinah pada tanggal 10 Muharram. Kaum Yahudi menjawab bahwa puasa tersebut merupakan penghormatan kepada Nabi Musa yang menyelamatkan Bani Israil dari perbudakan bangsa Mesir. Nabi Muhammad kemudian menjawab bahwa penghormatan beliau kepada Nabi Musa melebihi penghormatan Kaum Yahudi Madinah. Oleh sebab itu Nabi Muhammad pun melaksanakan puasa Asyura dan meminta para sahabat untuk turut melaksanakan puasa, sebagai wujud penghormatan kepada Nabi Musa A.S.

  1. PUASA YANG DIIMPIKAN RASULULLAH

Keutamaan yang kelima adalah keuatamaan bagi puasa Tasuah. Puasa Tasuah merupakan puasa tanggal 9 bulan Muharram. Puasa Tasu’ah dikerjakan sebagai pembeda antara puasa yang dilakukan kaum Yahudi pada masa itu.

Dalam sebuah Hadits dijelaskan:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

Artinya: wahai Rasulullah, Hari ini (tanggal 10 Muharram) adalah hari yang digunakan oleh umat Yahudi dan Nashrani untuk berpuasa. Lantas Nabi Muhammad menjawab: “apabila tiba tahun depan, Insya Allah kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan (puasa Tasu’ah). Ibnu Abbas mengatakan, “namun sebelum Nabi Muhammad melaksanakan (puasa Tasu’ah) di tahun berikutnya, Nabi Muhammad telah wafat. (HR. Muslim, No. 1134)

Dalam Hadits diatas diceritakan perihal perintah Nabi Muhammad kepada para Sahabat untuk melaksanakan puasa Asyura (10 Muharram). Salah satu sahabat kemudian mengatakan bahwa puasa tanggal 10 Muharram merupakan puasa yang dilakukan umat Yahudi dan Nasrani pada masa itu. Nabi Muhammad kemudian berkata bahwa jika Allah menghendaki, maka akan melaksanakan puasa tanggal 9 Muharram (Tasu’ah) ditahun yang akan datang. Namun menurut Ibnu Abbas, Rasulullah telah wafat sebelum sempat melaksanakan puasa Tasu’ah di tahun berikutnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa puasa Tasu’ah merupakan puasa yang direncanakan dan diimpikan oleh Rasulullah untuk dilaksanakan.

Niat Puasa Tasu’ah

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوْعَاءَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالى

Nawaitu Shouma Taasuu’aa Sunnatan Lillahi Ta’ala

Artinya: saya berniat puasa tasu’a (hari ke-9 Muharram) sunnah karena Allah Ta’ala.

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُوْرَاءَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالى

Nawaitu Shouma ‘Aasyuuro Sunnatan Lillahi Ta’ala

Artinya: saya berniat puasa Asyura (hari kesepuluh Muharram) sunnah karena Allah Ta’ala

Demikian penjelasan tentang keutamaan serta niat puasa Tasu’a dan Asyura, semoga menjadikan kita sebagai umat Islam semakin bersemangat melaksanakan amalan-amalan yang disunnahkan dan dianjurkan Nabi Muhammad SAW.

sumber:

https://bit.ly/34Hq9Ne

 

 

baca juga:
WAJIB TAU! INI DIA SEJARAH PENGGUNAAN SAJADAH SEBAGAI ALAS SHOLAT
PUNYA MUSHOLLA RUMAH SEMPIT? INI DIA! TIPS AGAR MUSHOLLA RUMAH SEMPIT TAMPAK LEBIH LUAS
WAJIB TAU! 10 PERISTIWA BESAR YANG TERJADI DI BULAN MUHARRAM
KARPET MASJID DISKON 10% SPESIAL PROMO MERDEKA
7 Hal Baru Pada Perayaan Hut RI Di Tengah Pandemi Covid 19
7 Amalan Agar Cepat Mendapat Jodoh

Share halaman ini
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •