Indonesia merupakan Negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia. Meskipun Indonesia bukanlah Negara islam. Akan tetapi mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia adalah agama islam. Oleh sebab itulah banyak ditemui masjid-masjid besar dan megah di Indonesia. Berikut 7 masjid terbesar di Indonesia:
Masjid Istiqlal
Masjid terbesar dan termegah pertama yang akan dibahas adalah Masjid ini terletak di ibu kota Indonesia tercinta tepatnya di bekas Taman Wilhelmina Jakarta. Masjid Istiqlal didirikan pada tahun 1978 dan dirancang oleh arsitektur asal Sumatra Utara Frederich Silaban.
Masjid ini memiliki luas 24.200 m2 dan mampu menampung jamaah hingga 120.000 orang. Istiqlal sendiri berasal dari Bahasa Arab yang berarti kemerdekaan, karena masjid ini dibangun sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah karena telah menganugerahkan kemerdekaan, sekaligus menggambarkan semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan.
Masjid Baiturahman
Masjid Raya Baiturrahman adalah nama sebuah masjid yang terletak di pusat kota Banda Aceh, provinsi Aceh. Masjid ini sebenarnya dibangun pada tahun 1612 yaitu di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada mulanya masjid ini hanyalah menggunakan atap jerami yang berlapis-lapis. Pada saat penyerangan kolonial Belanda tepatnya pada tahun 1873, masyarakat Aceh menggunakan masjid ini sebagai benteng pertempuran.
Dalam pertempuran tersebut pasukan belanda melemparkan suar pada atam jerami masjid tersebut, yang menyebabkan masjid Baiturrahman terbakar. Hal tersebut menyulut amarah rakyat Aceh. Untuk meredam kemarahan rakyat Aceh, Jendra Van Swieten punberjanji untuk membangun kembali masjid baiturrahman. Dan Akhirnya pada tahun 1879, Belanda membangun kembali masjid Baiturrahman sebagai permintaan maaf kepada rakyat Aceh.
Masjid Baiturrahman sendiri didesain oleh arsitek Belanda Gerrit Bruins yang mengadaptasi gaya arsitektur Mughal. Masjid yang sempat Viral karena tetap berdiri kokoh paska bencana tsunami tahun 2004 ini memiliki luas 4000m2 dan mampu menampung hingga 13.000 jamaah.
Masjid Dian Mahri
Masjid yang juga dikenal dengan nama masjid Kubah Emas ini dibangun oleh pengusaha asal banten Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid. Masjid yang terletak di tepi jalan Raya Meruyung, Limo, Depok di Kecamatan Limo, Depok ini mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006.
Dibangun diatas lahan seluas 50 hektar dan memiliki luas area sekitar 8000m2 dengan daya tampung mencapai 20.000 jamaah. Masjid yang digadang-gadang sebagai masjid termegah di Asia Tenggara ini memiliki 5 buah kubah, dengan 1 kubah utama yang memiliki diameter 20 meter, dan 4 kubah yang lainnya dengan diameter 7 meter.
Masjid At-Tin TMII
Masjid At-Tin adalah satu di antara dua masjid megah di kawasan TMII. Masjid lainnya adalah Masjid Diponegoro. Masjid yang mulai dibangun pada April 1997 ini menempati area tanah seluas 70.000 meter persegi dengan kapasitas sekitar 9.000 orang. Masjid ini dibangun untuk mengenang jasa-jasa istri mantan Presiden Soeharto yaitu Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto.atau yang lebih dikenal dengan nama ibu Tien Suharto. Masjid yang didesain oleh Fauzan Noe’man dan Ahmad Noe’man ini memiliki keunikan tersendiri.
Gaya arsitektur masjid ini berusaha menonjolkan lekukan bentuk anak panah pada dinding di hampir semua sudut dan ornamen yang menghiasinya. Lekukan anak panah ini terlihat secara jelas pada bagian muka masjid dari arah pintu masuk. Dengan begitu, wisatawan yang berkunjung ke masjid ini akan dapat melihat dengan leluasa lekukan-lekukan panah yang ditampilkan, sebelum memasuki ruang dalam masjid.
Masjid Raya Makasar
Masjid dibangun di atas lahan lapangan sepak bola Exelsior Makassar ini mampu menampung sekitar 10.000 jamaah. Masjid yang terletak di Jl. Bulusaraung kota Makasar tersebut didesain oleh seorang arsitek bernama Mohammad Soebardjo. Pembangunan masjid ini sendiri dimulai pada awal tahun 1948 dan selesai setaun setelahnya. Ada yang unik dari sejarah dibangunnya masjid ini.
Ternyata masjid ini pada awalnya dibangun hanya dengan dana Rp.60.000,- . K.H Ahmad Bone seorang ulama di Makasar yang awalnya menyumbang untuk pembangunan masjid ini. Baru 2 tahun kemudian K.H Muchtar Lutfi yang menjadi ketua panitia pembangunan masjid tersebut mulai menggalang dana dan terkumpullah Dana sebesar 1,2 juta rupiah.
Masjid Sooko Tunggal
Masjid yang terletak di kawasan Tamansari, Kelurahan Patehan Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta ini memiliki luas 3.000m2. Berada di kawasan Njeron Beteng Kraton Yogyakarta, masjid ini berada tepat di depan pintu masuk objek wisata Tamansari. Nama “Soko Tunggal” berasal dari adanya satu tiang penyangga utama atap masjid. ada yang unik dari masjid yang dirancang oleh R. Ngabehi Mintobudoyo ini jika umumnya bangunan yang berkonsep Jawa disangga oleh minimal empat batang tiang, berbeda dengan masjid ini yang hanya disangga oleh 1 tiang.
Dari aspek konstruksi, bangunan masjid Sokotunggal ini juga sarat makna. Dalam konstruksi masjid itu ada bagian yang berbentuk bahu danyang’. Ini melambangkan, orang-orang yang salat di masjid ini menjadi orang yang kuat menghadapi godaan iblis angkara murka yang datangnya dari empat penjuru dan lima pancer. Sunduk berarti menjalar untuk mencapai tujuan.
Santen berarti bersih suci (kejujuran). Uleng artinya wibawa. Singup artinya keramat, Bandoga artinya hiasan pepohonan, tempat harta karun. Tawonan berarti gana, manis, penuh.
Rangka-rangka masjid yang dibentuk sedemikian rupa juga memiliki makna. Saka brunjung melambangkan upaya mencapai keluhuran wibawa melalui lambang tawonan. Dudur adalah lambang ke arah cita-cita kesempurnaan hidup melalui lambang ganja. Sirah gada, melambangkan kesempurnaan senjata yang ampuh, sempurna baik jasmani dan rohani. Mustaka digunakan untuk melambangkan keluhuran dan kewibawaan.
Masjid Agung Demak
Jika membicarakan tentang Masjid Agung Demak maka tidak dapat terlepas dari sejarah perjuangan wali songo. Pasalnya masjid ini dulunya adalah tempat berkumpulnya para wali songo untuk membahas urusan agama dan strategi berdakwah.
Masjid Agung Demak sendiri merupakan masjid kuno yang dibangun oleh Raden Patah dari Kerajaan Demak dibantu para Walisongo pada abad ke-15 Masehi. Selain syarat akan sejarah Masjid ini juga termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia. Lokasi Masjid Agung Demak terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Ada banyak sekali ornamen bulus atau kura-kura di dinding dan tiang-tiang masjid ini. Ornament bulus ini bukan hanya digunakan sebagai hiasan semata, akan tetapi memiliki filosofi tentang dibangunnya masjid ini. Secara filosofis bulus menggambarkan tahun pembangunan Masjid Agung Demak yaitu 1401 Saka. Bulus yang terdiri tas kepala memiliki makna 1, empat kaki bulus bermakna 4, badan bulus yang bulat bermakna 0, dan ekor bulus bermakna 1, yang jika digabungkan menjadi 1401H.
BACA JUGA