Jawa merupakan pulau dengan populasi penduduk terbesar di Indonesia. Seperti halnya di daerah-daerah lain di Indonesia, mayoritas penduduk di pulau Jawa adalah sebagai penganut agama islam. Tak heran jika banyak terdapat masjid besar di pulau Jawa khususnya di Jawa Timur. Berikut 7 deretan masjid terbesar yang ada di Jawa Timur:
1. Masjid Tiban Turen Malang
Masjid Tiban adalah nama salah satu masjid di Jln. K.H. Wahid Hasyim no.17 Sananrejo kecamatan Turen Malang. Disebut sebagai Tiban atau dalam bahasa Indonesia berarti mendadak karena konon masjid ini muncul secara tiba-tiba. Masyarakat percaya bahwa masjid ini dibangun oleh Jin, karena pada proses pembangunannya tidak diketahui oleh warga sekitar.
Masjid Tiban berada di dalam kompleks pondok pessantren Fadhilah Rohmat yang dipimpin oleh Romo Kyai Haji Ahmad Bahru Mafdhaluddin Saleh Rahmat Alam, atau yang lebih dikenal dengan sapaan kyai Romo Ahmad. Pondok pesantren yang dibangun pada tahun 1978 ini memiliki puluhan ribu santri. Santri-santri inilah yang bergotong royong membangun Masjid Tiban pada malam hari sehingga ketika masjid ini telah selesai dibangun, masyarakat mengira masjid ini dibangun oleh jin namun sebenarnya hal ini disebabkan karena masyarakat sekitar tak melihat langsung proses pembangunan Masjid Tiban.
Masjid Tiban memiliki 10 lantai. Lantai 1 digunakan sebagai ruangan masjid, lantai 2 hingga lantai 5 digunakan sebagai tempat pondok para santri. Lantai 6 digunakan sebagai ruang keluarga. Di lantai 6 ini juga terdapat beberapa ruangan seperti apartemen yang digunakan sebagai tempat tinggal para santri yang sudah menikah. Lantai 7,8,9 digunakan sebagai pusat pembelanjaan yang dikelola oleh para santriwati. Sedangkan di lantai 10 merupakan perpustakaan untuk para santri dan umum.
2. Masjid Namira Lamongan
Masjid ini sempat viral di dunia maya lantaran desainnya yang menyerupai masjid-masjid di Timur Tengah. Pada mulanya masjid yang dibangun pada tahun 2013 ini memiliki luas 1 hektar dan mampu menampung lebih dari 500 jamaah. Namun baru-baru ini bangunan masjid Namira diperluas lagi menjadi 2,7 hektar dan mampu menampung 3 kali lipat jamaah dari bangunan yang sebelumnya.
Tidak hanya desainya yang mirip masjid di Timur Tengah, akan tetapi di sekeliling masjid juga dipajang kiswah-kiswah kecil yang semakin menambah daya tarik masyarakat untuk mengunjunginya. Ketika masuk di ruangan masjid ini, Anda akan disambut dengan wewangian khas Arab Saudi yang semakin mendukung suasana Ketimur-Tengahannya.
Menurut salah satu pengurus Dewan Kemakmuran Masjid, Masjid Namira sengaja dirancang seperti di Arab Saudi agar masyarakat yang belum pernah datang ke tanah suci dapat merasakan nuansa Masjidil Haram di masjid ini.
3. Masjid Agung Sumenep
Masjid Agung Sumenep atau disebut juga Masjid Panembahan Somala ini terletak di paling ujung timur pulau Madura, lokasinya berada tepat di depan alun-alun Sumenep, Madura. Masjid yang dibangun pada tahun 1779 ini termasuk dalam 10 masjid tertua di nusantara. Dibangun pada masa pemerintahan Prabu Sumenep ke 31 Panembahan Somala. Masjid yang didesain oleh Law Piango ini mampu menampung hingga 2.000 jamaah. Di depan masjid ini terdapat 2 pohon yang menghiasi pelataran masjid. Pohon tersebut adalah pohon sawo dan pohon tanjung.
Kedua pohon ini bukan hanya untuk hiasan pelataran belaka namun memiliki sebuah filosifi yang sarat akan makna. Pohon sawo dalam Bahasa Madura disebut Sabu. Kata Sabu memiliki makna Shalat Ja’ bu-ambu. Sedangkan Tanjung memiliki makna Tandha Ajunjhung. Jika digabungkan Shalat ja’ bu-ambu Tandha Ajunjung memiliki makna “Shalat lima waktu jangan ditinggalkan, sebagai tanda menjunjung agama Allah”.
4. Masjid Agung Tuban
Sebelum menjadi Masjid Agung Tuban, masjid ini dulu bernama Masjid Jami’ Tuban. Masjid yang dibangun oleh Bupati ke-7 Tuban, Raden Ario Tedjo pada abad 15 Masehi ini memiliki luas 3.565 meter persegi. Sebagian masyarakat percaya bahwa Masjid Agung Tuban memiliki hubungan dengan perjuangan Sunan Bonang. Padahal pada kenyataannya Masjid ini baru dibangun 4 abad dari masa perjuangan Sunan Bonang.
Kepercayaan masyarakat tersebut dikarenakan masjid ini berada di sekitaran kompleks makam Sunan Bonang. Di depan masjid tersebut terdapat sebuah prasasti yang menceritakan tentang renovasi pertama masjid ini. Prasati tersebut berbunyi, “dari Batoe yang pertama dari inie missigit dipasang pada hari Akad tanggal 29 Djuli 1894 oleh R. Toemengoeng Koesoemodika Boepati Toeban. Ini missigit terbikin oleh Toewen Opzicter B.O.H.M Toxopeus”.
Renovasi kedua masjid ini dilakukan pada tahun 1985. Kemudian 19 tahun kemudian tepatnya pada tahun 2004, masjid ini direnovasi total oleh pemerintah Kabupaten Tuban. Renovasi tersebut meliputi pembangunan masjid yang awalnya satu lantai menjadi tiga lantai, membangun enam menara, serta menambah sayap kiri dan kanannya dengan mengadopsi gaya arsitektur dari beberapa masjid terkenal di dunia.
5. Masjid Al-Akbar Surabaya
Masjid Al-Akbar Surabaya atau yang biasa disingkat MAS merupakan masjid terbesar di Jawa Timur. Masjid ini dibangun era pemerintahan Presiden Soeharto. Pembangunan masjid ini dilakukan pada tanggal 4 Agustus 1995 atas inisiatif Walikota Surabaya H. Soenarto Soeprawiro.
Peletakkan batu pertama masjid ini diletakkan oleh wakil presiden pada masa itu yaitu bapak Try Sutrisno. Namun karena terkendala krisis moneter, pembangunan masjid ini terpaksa dihentikan. Baru pada tahun 2000 masjid ini mulai dibangun kembali dan rampung pada tahun 2001. Pada pembangunan kedua ini masjid ini diresmikan oleh Presiden ke-4, K.H. Abdurahman Wahid.
Masjid yang memiliki 45 pintu ini memiliki luas 22.300 meter persegi dan mampu menampung setidaknya lebih dari 50.000 jamaah. Desain bangunan masjid ini sendiri dirancang oleh tim dari Instititut Sepuluh November (ITS).
6. Masjid Ashabul Kahfi
Ada yang unik dari masjid yang berlokasi di Desa Gendang Ombo, Semanding, Kab. Tuban, pasalnya masjid ini berada jauh di dalam perut bumi. Masjid yang diberi nama Ashabul Kahfi Perut Bumi Al-maghribi ini dibangun pada tahun 2002 atas inisiatif dari K.H. Subhan, pemimpin Pondok Pesantren Ashabul Kahfi.
Luas keseluruhan masjid ini mencapai 3 hektar dengan gapura yang berhiaskan kaligrafi dan tulisan aksara Jawa. Ketika anda masuk kedalam masjid ini, yang anda rasakan adalah suasana hening dan jauh dari kebisingan.
Bukan hanya itu, stalaktit dan stalakmit dari Goa juga menambah keindahan interior masjid ini. Tak heran jika masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata di kota Tuban. Banyak wisatawan yang datang ke masjid ini untuk beribadah dan menenangkan diri di Masjid ini, ataupun sekedar ingin ber-swafoto.
7. Masjid Agung Kediri
Sama halnya kebanyakan masjid di pulau Jawa, Masjid Agung Kediri juga berada di sekitar alun-alun besar, tepatnya di Jln. Pangeran Sudirmanno.160 kelurahan Dalem, Kota Kediri. Menurut prasati yang ada di bagian atas joglo, Masjid ini dibangun pada tahun 1771 masehi. Pemugaran masjid ini dilakukan pada tahun 1830, 1841, dan pada tahun 1928. Pemugaran tersebut dilakukan berdasarkan inisiatiaf dari bupati ke-8 Kediri, yaitu KRA. Haryo Danudingrat.
Yang diserahi mandat untuk menjadi ketua pemugaran masjid ini adalah R.H. Ali Musthofa, sedangkan yang menjadi penasehatnya adalah pendiri organisasi Nahdhatul Ulama, yaitu K.H. Hasyim Asyari. Masjid memiliki luas 3.968 meter persegi ini disangga dengan 106 pilar dengan 15 pintu besar dan 12 pintu kecil.
BACA JUGA
TATA CARA DAN KEUTAMAAN SHOLAT TAUBAT
Pengertian, Macam dan Keutamaan Sholat Rowatib
Ingin Khusyu’ Saat Sholat? Ikuti Tips berikut!
8 Keutamaan Sholat Istikharah Yang Patut Diketahui
Keutamaan Dan Tata Cara Sholat Hajat (Arab dan Latin)
Sejarah Hari Santri Nasional & Kisah Perlawanan Resolusi Jihad
Mengikis Mitos Sial Bulan Shafar
SEJARAH MASJID ISTIQLAL
7 KEUTAMAAN SHOLAT DHUHA YANG PENTING DIKETAHUI
Karpet Masjid Jami Al-Barokah, Grogol, Depok
6 FAKTA SEJARAH MASJIDIL HARAM YANG WAJIB DIKETAHUI
