Share halaman ini
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  

 

Memasuki tahun 2020, Indonesia disambut dengan intensitas hujan yang tinggi. Bahkan menurut BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) curah hujan pada tahun 2020 ini merupakan yang tertinggi sejak 154 tahun lalu.

Dalam islam, hujan merupakan rahmat dan sumber penghidupan bukan hanya untuk manusia, tetapi juga untuk semua mahluk di muka bumi. Sehingga mensyukuri akan turunnya hujan merupakan keharusan bagi umat Islam. Di dalam Islam ada amalan-amalan yang sunnah dilakukan ketika hujan.

Berikut adalah amalan-amalan yang dianjurkan saat turun hujan sesuai dengan dalil hadits Nabi Muhammad SAW:

 

1. Membaca Doa Saat Hujan

Saat turun hujan maka disunnahkan membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ صَيِّباً ناَفِعا

ALLAHUMMA SHOYYIBAN NAFIAHً

Artinya; “Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat”

 

Hal tersebut sesuai dengan hadits Nabi SAW berikut:

cإِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ: اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

Artinya: “Dari Aisyah RA berkata: sesungguhnya Nabi Muhammad SAW ketika hujan Beliau berdoa: “Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat”

Akan tetapi jika hujan yang turun sangatlah lebat hingga menyebabkan kekhawatiran akan berakibat banjir, maka doa yang diajarkan Nabi adalah sebagai berikut:

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

ALLAHUMMA HAWAILANA WA LAA ALAINA. ALLAHUMMA ALAL AKAMI WAL JIBALI, WA DZIROOBI, WA BUTHUNIL AWDIYATI, WAMANABITSI SYAJARI

Artinya: Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah turunkanlah hujan ke daratan tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.

doa meminta hujan berhenti (1)

2. Bersyukur

Allah SWT berfirman dalam surat As-syuara’ ayat 28 yang berbunyi:

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmatNya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS: Asy-Syuura [41] : 28).

Dan juga dalam surat Al-Qaaf ayat 9:

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ

“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS: Qaaf (50) : 9).

Dari kedua ayat diatas dapatlah disipulkan bahwa hujan yang turun merupakan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Oleh karena itu mensyukuri turunnnya hujan merupakan suatu keharusan bagi umat islam.

Allah SWT berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan ingatlah ketia Tuhanmu berfirman, “sesungguhnya juka kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepada mu. Dan apabila kamu mengingkari (nikmat Ku), maka sesungguhnya adzab Ku sangatlah pedih”

Oleh sebab itu mensyukuri adanya hujan merupakan keharusan, agar Allah senantiasa menambahkan nikmatnya.

 

3. Berwudhu dengan Air Hujan

Amalan ketiga yang dianjurkan saat turun hujan adalah berwudhu dengannya. Hal tersebut sesuai dengan hadits Nabi berikut:

اُخْرُجُوا بِنَا إلَى هَذَا الَّذِي جَعَلَهُ اللَّهُ طَهُورًا ، فَنَتَطَهَّرَمِنْهُ وَنَحْمَدَ اللّهَ عَلَيْه

“keluarlah kalian bersama kami menuju air ini (hujan) yang telah dijadikan Allah sebagai alat ntk bersuci” kemudian kami bersci dengan air tersebut dan memuji Allah atas nikmat ini”

Berdasarkan hadits diatas maka berwudhu dengan air hujan saat hujan turun merupakan amalan sunnah dan dianjurkan oleh Nabi Muuhammad SAW. Selain merupakan amalan sunnah, air hujan juga merupakan air mutlak atau juga air yang suci dan mensucikan, sehingga tidak ada keraguan ketika berwudhu dengan air hujan.

 

4. Memanjatkan Doa

Salah satu waktu yang paling tepat dan mustajabah untuk memanjatkan doa adalah saat tuun hujan. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya yang berjudul Zaadul Ma’ad menerangkan, bahwa ada 10 waktu mustajabah untuk memanjatkan doa. Waktu-waktu tersebut ialah sepertiga malam yang terakhir, setelah selesai sholat 5 waktu, antara adzan dan iqomah, saat sujud dalam sholat, pada hari Jumat, ketika turun hujan, pada hari Arafah (9 Dzulhijjah), ketika berbuka puasa, dan ketika meminum air zam-zam.

Dari keterangan diatas saat turun hujan menjadi salah satu waktu mustajabah untuk memanjatkan doa.

Hal tersebut juga dikuatkan oleh hadits Nabi Muhammad SAW:

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ

Artinya: “Dua doa yang tidak akan ditolak ialah saat adzan dan saat hujan turun” (HR. Imam Baihaqi no.3078)

Oleh karena itu amatlah disayangkan bila melewatkan waktu hujan tanpa memanjatkan doa kepada Allah, karena saat hujan turun adalah waktu dimana doa tidak akan ditolak.

5. Tidak Mencela Hujan

Sungguh sangat disayangkan, setiap orang telah mengetahui bahwa hujan merupakan rahmat Allah ta’ala. Namun ketika hujan dirasa mengganggu aktivitas, maka timbulah celaan atau cacian terhadap hujan. Mencaci atau mencela hujan merupakan larangan dalam islam. Nabi Muhammad SAW bersabdah:

اَ تَسُبُّوا الرِّيحَ

”Janganlah kamu mencaci maki angin.”

pada hadits diatas Rasulullah SAW melarang umatnya mencaci atau menyalahkan angin. Namun beberapa ulama berpendapat dan menqiyaskan bahwa mencaci hujan serta makhluk Allah yang lain seperti cuaca, waktu dll adalah dilarang. Sama halnya seperti larangan mencaci angin.

6. Berdoa Setelah Hujan

Setelah hujan reda maka disunnahkan membaca doa berikut:

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِه

MUTHIRNA BI FADHLIHI WA RAHMATIHI

Artinya: “kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah”

Doa tersebut diajarkan Rasulullah dalam haditsnya berikut:

أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ

“Pada pagi hari diantara hamba-hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir.barang siapa ang mengatakan ‘Muthirna Bi Fadhlihi Wa Rahmatihi’ (kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah). Maka dialah yang beriman dan kufur terhadap bintang-bintang”

 

7. Mengumandangkan Adzan

Ketika turun hujan yang sangat lebat disertai angin dan petir yang menyebabkan kekhawatiran terjadinya bencana, maka disunnahkan mengumandangkan Adzan. Hal tersebut berdasarkan dalil Hadits Nabi Muhammad SAW:

عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ أَبِيهِ، قال: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بِحُنَيْنٍ فَأَصَابَنَا مَطَرٌ فَنَادَى مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ.

Artinya: Dari Abu Qattadah, dari abul Malih, dari ayahnya, ia berkata: “ kami pernah bersama Rasulullah SAW di Hunain yang ketika itu turun hujan. Lalu Muadzin Rasulullah SAW mengumandangkan adzan” (HR. Nasa’i)

 

 

 

Sumber:

  1. Majmu’ Al-Fatawa, Ibnu Taimiyyah, darul Wafa, 1426H
  2. Adabul Mufrod, Syaikh Al-Bani
  3. Fathul Bari,Ibnu hajar Al-Asqolani, 6/301, Darul Ma’rifah,1379
  4. Zaadul Ma’ad, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Muaassah Ar-Risalah, 1407 H
  5. Kutub Wa Rosa’il lil Utsaimin, 170/20, As-Syamilah
  6. “ Mutiara faedah Kitab Tauhid” Pustaka Muslim, Jumadil Ula 1428H
  7. https://tafsirweb.com/4053-surat-ibrahim-ayat-7.html

 

BACA JUGA
PENGERTIAN DAN TATA CARA SUJUD SAHWI
Hukum dan Tata Cara Sholat Gerhana
Sejarah dan Keutamaan Masjid Quba
TATA CARA SHOLAT ISTISQA (SHOLAT MEMOHON HUJAN)
10 Fakta Unik Masjid Aschabul Kahfi Tuban
7 MASJID TERBESAR DI INDONESIA

Share halaman ini
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •