Share halaman ini
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  

 

Jika membahas tentang sejarah Masjid Nabawi tentunya tidak dapat terlepas dari peristiwa hijrah Nabi Muhamamad ke Madinah. Sebelum kita membahas tentang hijrah Nabi ke Madinah dan sejarah Masjd Nababawi, marilah kita bahas tentang dakwah Nabi di tempat kelahiran beliau yaitu Makkah. Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiu’ul awal tahun Gajah atau berpetapatan dengan tanggal 22 April 571M. Nabi Muhammad dibesarkan oleh kakeknya dan kemudian setelah kakek beliau wafat Nabi diasuh oleh pamannya yaitu Abi Thalib yang merupakan ayah dari Ali bin Abi Thalib.

Kehidupan Nabi Muhammad

Sejak usia 13 tahun Nabi Muhammad sudah ikut pamannya berdagang kain milik seorang janda kaya yaitu Khadijah. Saat berusia 20 tahun Nabi telah dipercaya Khadijah untuk berdagang sendiri ke Negara-negara di luar Arab seperti Syam dan Persia.

Karena kejujuran, keuletan, dan kerja keras beliau, Khadijah mulai tertarik pada Baginda Nabi. Ketertarikan itu bukan ketertarikan antara atasan dan bawahan, melainkan ketertarikan seorang wanita pada seorang pria. Akhirnya pada tahun 596M tepatnya saat Nabi Muhammad berusia 25 tahun, Khadijah memberanikan diri untuk melamar Baginda Nabi. Lamaran itu akhirnya diterima, Khadijah dan Nabi Muhammad akhirnya menikah pada bulan syawal 596M.

Di masa itu penduduk kota mekkah masih berada di masa jahiliyah dimana kemaksiatan dan kemerosotan moral yang parah. Setiap hari Nabi Muhammad selalu bersedih melihat kemasiatan yang dilakukan penduduk Mekkah. Nabi Muhammad sering menyendiri dan merenung di Gua Hira. Akhinya pada tanggal 17 Ramadhan tepatnya ketika Rasulullah berusia 40 tahun, datanglah risalah kenabian kepada Nabi Muhammad.

Wahyu Pertama dan Dakwah Nabi Muhammad

Wahyu yang pertama turun adalah Surat Al-alaq ayat 1-5. Setelah beberapa waktu nabi Muhammad mendapatkan wahyu yang kedua yaitu surat Al-Mudatsir ayat 1-5. Wahyu kedua ini berisi perintah pada nabi Muhammad untuk berdakwah kepada kaumnya.

Pada mulanya nabi muhammad melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3 tahun. Dakwah tersebut dilakukan di rumah Khadijah dan rumah sahabat Arqam bin abil arqam. Setelah dirasa telah memiki cukup pengikut, Nabi mulai memberanikan diri untuk berdakwah secara terang-terangan di kalangan kafir Quraisy.

Dakwah beliau lebih banyak ditolak khususnya oleh pemuka-pemuka kafir quraisy, termasuk paman Nabi sendiri Abu Jahal dan Abu Lahab yang secara terang-terangan menolak dan menentang Dakwah Nabi. Penolakan dan penentangan kafir quraisy kepada Nabi semakin lama semakin menjadi, pemboikotan, penyiksaan, dan ancaman pembunuhan terhadap Nabi dan para sahabat diterima secara bertubi-tubi.

Akhirnya setelah 13 tahun berdakwa di Mekkah Nabi memutuskan untuk berhijrah ke Yatsrib yang sekarang ini dikenal dengan nama Madinah. Sebelum hijrah ke Yatsrib atau Madinah, Nabi pernah mencoba hijrah ke Thaif. Namun penduduk Thaif menolak dan mengusir Nabi Muhammad beserta pengikutnya.

Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah

Berbeda dengan di Thaif, di Madinah Nabi Muhammad dan umat islam disambut baik oleh penduduk asli Madinah. Bahkan banyak penduduk yang menawarkan agar Nabi Muhammad tinggal di rumah mereka. Akhirnya Nabi Muhammad memutuskan dimana beliau akan tinggal. Nabi Muhammad melepaskan onta tunggangannya dan membiarkan onta tersebut berlari. Dimana onta itu berhenti maka disitulah Nabi Muhammad akan tinggal. Ternyata onta tersebut berhenti di depan rumah 2 anak yatim penjemur kurma yaitu Sahl dan Suhail.

Akhirnya Nabi Muhammad memutuskan membeli rumah tersebut untuk tempat tinggal beliau selama di Madinah.  Rumah tempat tinggal Nabi inilah yang nantinya dijadikan Masjid oleh Nabi Muhammad, yaitu Masjid Nabawi.  Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Muhammad, setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah dia dari Mekkah ke Madinah.

Masjid Nabawi Dibangun

Masjid Nabawi sendiri dibangun pada tahun 622M. pada mulanya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m. Nabi Muhammad turut membangun masjid tersebut dengan tangan beliau sendiri, bersama-sama dengan para shahabat dan kaum muslimin.

Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tidak memiliki penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, para sahabat membuat penerangan dengan membakar jerami.

Sedangkan di salah satu sisi masjid, melekat kediaman Nabi Muhammad yang tidak lebih mewah dibandingkan Masjid Nabawi, hanya saja tentunya lebih tertutup dibandingkan Masjid Nabawi sendiri. Kemudian di belakang Masjid tersebut terdapat sebuah tempat seperti teras yang disediakan untuk fakir miskin dan sahabat-sahabat yang ikut hijrah ke Madinah tetapi belum memiliki tempat tinggal selama di Madinah. Orang-orang yang tinggal di tempat tersebut dikenal dengan nama Ahlu Suffah, atau orang-orang yang menghuni teras.

Pada jaman Rasulullah, Masjid Nabawi difungsikan sebagai pusat dakwah islam, pusat pendidikan, dan pusat pemerintahan. Dari masjid inilah terbentuk peradaban islam dan peradaban masyarakat madani.setiap jumat Nabi akan berdakwah di dalam Masjid Nabawi dengan menggunakan pohon kurma kering yang telah roboh sebagai mimbarnya. Karena merasa kasihan, beberapa penduduk Madinah dan para sahabat membuatkan sebuah mimbar agar Nabi bisa menggunakannya ketika berdakwa. Dalam suatu riwayat, pohon kurma kering tersebut menangis karena tidak lagi digunakan oleh Rasulullah untuk tempat berdakwah.

Perluasan dan Renovasi Masjid Nabawi

Setelah pertempuran Khaibar, Masjid Nabawi diperbesar oleh Khalifah Abu Bakar. Perluasan masjid ini sekitar 47,32 meter. pada salah satu sisi dan tiga ruas pilar dibangun disamping tembok bagian barat, yang menjadi tempat salat. Renovasi yang kedua dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H.  Umar meratakan semua rumah dekat masjid kecuali rumah istri Nabi Muhammad yaitu Aisyah. Ukuran masjid setelah diperluas saat itu menjadi 57,49 meter× 66,14 meter.

Dinding yang digunakan sebagai penutup terbuat dari lumpur dan lantainya terbuat dari kerikil yang ditaburkan. Tinggi atap ditambah hingga 5,6 meter. Umar sedikitnya membangun tiga konstruksi gerbang baru sebagai pintu masuk. Dia juga menambahkan Al-Butayha  yaitu tempat bagi masyarakat untuk membacakan puisi-puisi.

Pada 649 M Khalifah ketiga Utsman merobohkan masjid ini. Sepuluh bulan dihabiskan untuk membuat bentuk persegi panjang masjid yang menghadap ke Kakbah di Mekkah. Masjid baru tersebut berukuran 81,40 meter × 62,58 meter.  Jumlah gerbang disamakan pada bangunan sebelumnya.  Dinding pembatasnya pun dibuat dari lapisan bata dengan adukan semen. Tiang-tiang batang kurma digantikan oleh pilar batu yang disatukan dengan kempa besi. Kayu jati juga dimanfaatkan dalam rekonstruksi langit-langit.

Pada zaman pertengahan tepatnya pada 707M, Khalifah Bani Umayyah Al-Walid bin Abd al-Malik merenovasi masjid ini. Renovasi tersebut memakan waktu tiga tahun untuk menyelesaikannya. Bahan material yang didatangkan pun berasal dari Bizantium. Wilayah masjid tersebut diperbesar dari 5094 meter persegi pada masa Utsman bin Affan menjadi 8672 meter persegi.

Sebuah tembok dibangun untuk memisahkan masjid dan rumah istri Nabi Muhammad. Masjid direnovasi dalam sebuah bentuk trapesium dengan panjang 101,76 meter. Untuk pertama kalinya, beranda dibangun di masjid ini menghubungkan bagian utara struktur ke struktur terpentingnya, dan untuk pertama kalinya pula, menara dibangun di Madinah, Khalifah Walid bin Abdul Malik setidaknya membangun empat minaret di sekitaran Masjid.

Renovasi-renovasi tersebut terus berlanjut, seperti renovasi yang dilakukan Khalifah Abbasiyah Al-Mahdi pada tahun 1476H, Sultan Mahmud II pada tahun 1817M, Sultan Abdul Majid I pada 1849M, Raja Saud Bin Abdul Aziz pada tahun 1875M, dan terus direnovasi dan diperluas hingga luasnya sekarang mencapai lebih dari 100.000 m2. Pada tahun 1909, Masjid Nabawi juga pertama kali mendapat penerangan listrik. Hal itu pula yang menjadikan masjid Nabawi adalah tempat pertama di Jazirah Arab yang diterangi pencahayaan listrik.

Demikian sejarah tentang Masjid Nabawi. Semoga menambah kecintaan kita kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

 

BACA JUGA

5 Masjid Terbesar di Singapura
7 Peristiwa Penting Yang Menyambut Kelahiran Nabi Muhammad
Sejarah Masjid Menara Kudus Dan Perjuangan Sunan Kudus
7 MASJID TERBESAR DI JAWA TIMUR
TATA CARA DAN KEUTAMAAN SHOLAT TAUBAT
Pengertian, Macam dan Keutamaan Sholat Rowatib
Ingin Khusyu’ Saat Sholat? Ikuti Tips berikut!
8 Keutamaan Sholat Istikharah Yang Patut Diketahui
Hukum dan Manfaat Mengerjakan Sholat Berjamaah
Keutamaan Dan Tata Cara Sholat Hajat (Arab dan Latin)

Share halaman ini
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •